Sabtu, 04 Mei 2013

Materi PKn SD kelas 3 semester 1

Standar Kompetensi : Mengamalkan makna sumpah pemuda
Kompetensi Dasar    : Mengenal makna satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa.

MENGAMALKAN MAKNA SUMPAH PEMUDA
 
Mengenal Makna Satu Nusa Satu Bangsa, dan Satu Bahasa
  • Nusantara diartikan sebagai suatu kesatuan wilayah kepualauan di antara pulau-pulau Indonesia memiliki lima pulau besar, yaitu Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Selain itu, masih banyak pulau kecil lainnya dengan keragamannya. Misalnya, suku bangsa, budaya, agama,  bahasa daerah, dan adat istiadat.
  • Setiap suku bangsa menggunakan bahaa daerah yang berbeda dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, Suku Jawa menggunakan bahasa Jawa, Suku Batak menggunakan bahasa Batak, dan Suku Sunda menggunakan baha Sunda.
  • Apabila mereka mengadakan hubungan dengan suku yang lain, biasanya mereka menggunakan bahasa Indonesia. Sebagai bahasa persatuan, bahasa Indonesia dijunjung tinggi oleh semua suku bangsa.
  • Satu nusa memiliki makna bahwa setiap orang harus merasa memiliki satu tanah air yang sama, yaitu tanah air Indonesia.
  • Satu bangsa memiliki makna walaupun kita berasal dari suku yang berbeda, tetapi kita tetap satu bangsa, yaitu bangsa Indonesia.
  • Ada satu bahasa memiliki makna untuk mewujudkan persatuan bangsa. Kita harus menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu antar suku bangsa.


Mengamalkan Nilai-nilai Sumpah Pemuda dalam Kehidupan Sehari-hari
  • Pada 28 Oktober 1928 dilaksanakan Konggres Pemuda II di Jakarta. Konggres Pemuda II berhasil merumuskan suatu ikrar. Ikra tersebut dikenal dengan sebutan Sumpah Pemuda.
  • Sumpah Pemuda merupakan pencerminan tekad dan ikrar para pemuda dan pelajar saat itu. Mereka bersatu tanpa memandang perbedaan daerah, agama, dan suku bangsa.
  • Isi Sumpah Pemuda : Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan : bahasa Indonesia.
  • Dengan Sumpah Pemuda, perjuangan rakyat Indonesia tiak lagi bersifat kedaerahan, tetapi sudah menjadi kesatuan yang kuat.
  • Banyak hal dapat kamu lakukan untuk menunjukkan bahwa kamu bangga menjadi anak Indonesia, diantaranya sebagai berikut :  Rajin belajar sebagai bukti cinta terhadap tanah air., Selalu giat dalam mengerjakan piket kelas merupakan salah bentuk disiplin dan tanggung jawab., Aktif dalam kegiatan ekstra kurikuler yang ada di sekolah. Aktif dalam kegiatan di daerahmu, seperti ikut serta dalam perlombaan 17 Agustus.,  Menghargai keragaman suku, adat, budaya, dan agama.

Rabu, 01 Mei 2013

Materi Bahasa Indonesia Kelas 3 SD Semester 1

Tujuan Pembelajaran : Setelah mempelajari materi berikut ini, kamu diharapkan dapat menyusun paragraf
berdasarkan bahan yang tersedia dengan memperhatikan penggunaan ejaan.

 MENYUSUN PARAGRAF

1. Menyusun Kalimat Menjadi Paragraf Sederhana
a. Mereka asyik bermain tebak-tebakan.
b. Tika dan Mila duduk di teras sekolah.
c. Bel istirahat di sekolah berbunyi.
d. Secara bergantian mereka menyebutkan kalimat untuk ditebak
Jika disusun menjadi paragraf, kalimat-kalimat di depan tersebut akan menjadi sebagai berikut.
Bel istirahat di sekolah berbunyi. Tika dan Mila duduk-duduk di teras sekolah. Mereka asyik bermain tebak-tebakan. Secara bergantian mereka menyebutkan kalimat untuk ditebak.
2. Membuat Paragraf Berdasarkan Susunan Acak
Amatilah susunan kalimat-kalimat di bawah ini! susunlah menjadi paragraf yang benar!
a. Anak-anak bertamu ke rumah Nina.
b. Mereka datang bersama-sama.
c. Mereka akan merayakan acara ulang tahun Nina.
Kalimat-kalimat di atas dapat disusun menjadi paragraf sebagai berikut:
Anak-anak bertamu ke rumah Nina. Mereka datang bersama-sama. Mereka akan merayakan acara ulang tahun Nina.
3. Penggunaan Kata Depan ”ke” dan ”dari”
Kata depan ”ke” menunjukkan keterangan. Adapun kata depan ”dari” menunjukkan asal. Penulisan kedua kata tersebut dipisah dengan kata yang mengikutinya.
a. Ani pergi ke sekolah.
b. Ayah pulang dari kantor.
Salin dan lengkapilah kalimat-kalimat berikut ini dengan kata depan ”ke” atau ”dari”! Kerjakan di buku tugasmu!
a. Layang-layangku bergerak ... atas ... bawah.
b. Kakek baru saja tiba ... Makassar.
c. Terbuat ... apakah roti itu?
d. ... depan, Ida hendak ... belakang.
e. Dia pergi ... mana saja kemarin?




Materi Matematika Kelas 4 SD Semester 2

Standar Kompetensi : Menggunakan lambang bilangan romawi
Kompetensi Dasar    : Mengenal lambang bilangan romawi, dan membaca bilangan romawi

  BILANGAN ROMAWI

1.  Mengenal Lambang Bilangan Romawi
Selain bilangan asli, bilangan cacah, bilangan bulat, maupun bilangan pecahan yang telah kamu pelajari, satu lagi himpunan bilangan yang akan kita pelajari adalah bilangan Romawi. Bilangan Romawi tidak banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Mari kita perhatikan contoh-contoh kalimat berikut.
1) Marbun tinggal bersama orang tuanya di Jalan Nuri III nomor 9.
2)  Daerah Istimewa Jogjakarta dipimpin oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X.
3)   Memasuki abad XXI, kita dituntut untuk lebih menguasa teknologi.

Bagaimana lambang bilangan Romawi? Secara umum, bilangan Romawi terdiri dari 7 angka (dilambangkan dengan huruf) sebagai berikut:
I  melambangkan bilangan 1
V melambangkan bilangan 5
X melambangkan bilangan 10
L melambangkan bilangan 50
C melambangkan bilangan 100
D melambangkan bilangan 500
M melambangkan bilangan 1.000

2.         Membaca Bilangan Romawi
a.)   Aturan Penjumlahan Bilangan Romawi
Untuk membaca bilangan Romawi, dapat kita uraikan dalam     bentuk penjumlahan seperti pada contoh berikut ini.
Contoh:
a. II    = I + I
                                  = 1 + 1
                                  = 2
Jadi, II dibaca 2

b. VIII     = V + I + I + I
                                         = 5 + 1 + 1 + 1
                                         = 8
Jadi, VIII dibaca 8

c. LXXVI = L + X + X + V + I
                                            = 50 + 10 + 10 + 5 + 1
                                            = 76
Jadi, LXXVI dibaca 76

b.)           Aturan Pengurangan Bilangan Romawi
Bagaimana jika lambang yang menyatakan angka lebih kecil terletak di sebelah kiri? Untuk membaca bilangan Romawi, dapat kita uraikan dalam bentuk pengurangan seperti pada contoh berikut ini.
Contoh:
a. IV = V – I
                                  = 5 – 1
                                  = 4
Jadi, IV dibaca 4

b. IX = X – I
                                  = 10 – 1
                                  = 9
Jadi, IX dibaca 9

c. XL   = L – X
                                  = 50 – 10
                                  = 40
Jadi, XL dibaca 40

c.)            Menuliskan Bilangan Romawi
Aturan-aturan dalam menuliskan lambang bilangan Romawi sama dengan yang telah kalian pelajari di depan. Mari kita perhatikan contoh berikut ini.

     Contoh:
     1. 24 = 20 + 4
                                 = (10 + 10) + (5 – 1)
                                 = XX + IV
                                 = XXIV
    Jadi, lambang bilangan Romawi 24 adalah XXIV

     2. 48 = 40 + 8
                                = (50 – 10) + (5 + 3)
                                = XL + VIII
                                = XLVIII
   Jadi, lambang bilangan Romawi 48 adalah XLVIII

    3. 139   = 100 + 30 + 9
                                    = 100 + (10 + 10 + 10) + (10 – 1)
                                    = C + XXX + IX
                                    = CXXXIX
  Jadi, lambang bilangan Romawi 139 adalah CXXXIX